Arti Ayu Vanno Sukkham Balam
Hai guys! It's me writing to all of you again ~
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi sedikit tentang arti Ayu Vanno Sukham Balam. Pada tau gak apa artinya? Hayhoo...
Ayu Vanno Sukham Balam itu biasa disebutkan pada saat seseorang ulang tahun, atau dalam konteks harapan untuk seseorang. Berikut artinya ya, diambil dari Majalah Media Cetak Lumbini Edisi 21. Artikel ditulis oleh Pdt. Peter Lim, MBA, dengan judul "All Choices, In My Hands" dalam rubrik Motivasi.
So, here we go ~
^^
Di dalam kitab suci ANGUTTARA NIKAYA I : 66, Sang Buddha menyabdakan bahwa setiap manusia pasti mendambakan :
1. Ayu : Usia yang Panjang
Pilihan ini bisa kita realisasikan dalam kehidupan ini. Syaratnya sangatlah sederhana, yaitu dengan menghindari segala bentuk penganiyaan, penyiksaan, dan pembunuhan makhluk hidup. Di samping itu, juga mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang ke segala penjuru. Segala bentuk dari pembunuhan adalah karma jelek. Orang yang suka membunuh, selain fisiknya jelek, juga mudah tertimpa penyakit dan berusia pendek. Cintailah semua makhluk hidup, sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. "Sebagaimana buah yang telah masak, yang sepanjang waktu dikhawatirkan akan jatuh, demikian pula makhluk - makhluk yang telah lahir; yang dikhawatirkan sepanjang waktu adalah kematian." KHUDDAKA NIKAYA 1568.
2. Vanno : Kerupawanan
Semua orang, baik pria maupun wanita selalu mendambakan wajah yang rupawan (cantik dan tampan) agar dikagumi dan disukai. Kondisi ini akan bisa diraih jika kita selalu berbuat baik. Jangan judes, sadis, kejam dan suka menghina orang. Orang yang murah senyum, ramah tamah dan low profile (rendah hati), pancaran wajahnya sangat indah dan menawan. Dengan bertambahnya usia, wajahnya tetap stabil atau awet muda. "Ibarat bunga teratai yang tumbuh dan berkembang dalam air kotor, tetapi tidak melekat pada air dan juga menyebarkan bau harum semerbak, demikian pula Sang Buddha muncul dan berada di dunia ini tetapi tidak melekat pada dunia." KHUDDAKA NIKAYA 384
3. Sukkham : Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah hasil/ akibat dari kebajikan yang telab diperbuat, yang tidak bisa dibeli atau dihadiahkan kepada siapapun juga. Oleh karena itu, jika mendambakan kebahagiaan, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan - kehidupan mendatang, perbanyaklah kebajikan. Jangan sekali - kali melakukan kejahatan karena apa yang diperbuat, akan kembali kepada si pelaku. Orang yang suka dan senang berbuat baik, kapan dan dan di mana pun ia berada, akan selalu bahagia. Hidupnya akan selalu bermakna dan kehadirannya juga selalu didambakan oleh semua makhluk hidup. Realita kehidupan : lebih baik hidup satu hari saja, tetapi penuh dengan kebajikan, daripada hidup ratusan tahun, tetapi tidak sanggup atau mau berbuat baik.
4. Balam : Kekayaan/ Kekuasaan
Sebagai umat Buddha, kita tidak dilarang untuk meraih kekayaan/ kekuasaan sejauh diraih dengan cara - cara yang benar, yang berlandaskan kepada Dhamma (kebenaran). Setelah itu, segala kelebihan materi duniawi ini juga harus bisa didistribusikan kepada orang - orang yang membutuhkannya. Buddha menyabdakan : "Dia yang membagi kekayaannya dalam empat bagian dan dengan begitu dia membina persahabatan. Satu bagian, dia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya, dua bagian untuk usahanya, dan bagian keempat, dia simpan untuk digunakan pada saat - saat darurat. Dia yang membagikan kekayaannya kepada orang - orang tertentu tetapi tidak dengan senang hati memberikannya untuk yang lainnya, hanyalah bagaikan curah hujan setempat. Dengan cara itu, orang bijaksana menggambarkannya. Tetapi orang yang dengan senang hati memberikan banyak bingkisan di mana saja atas dasar belas kasihan, demi semua makhluk dan yang selalu berkata "Memberi, memberi..." Orang yang seperti ini bagaikan awan tebal, yang berisi air hujan, bergemuruh dan mencurahkan air yang mneyegarkan di mana saja, membasahi dataran tinggi dan juga dataran rendah, murah hati tanpa ada pembedaan. Dengan kekayaan yang dihimpun secara benar, yang diperoleh melalui usaha sendiri, dia membagikan makanan dan minuman kepada makhluk - makhluk yang membutuhkan."
^^
Untuk info tentang Media Cetak Lumbini, bisa langsung direct link ke sini yaa -> http://www.mediacetaklumbini.org
Untuk tau di mana bisa dapatkan Majalah ini, berikut direct link -> http://www.mediacetaklumbini.org/kontributor-sumatra-utara/
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi sedikit tentang arti Ayu Vanno Sukham Balam. Pada tau gak apa artinya? Hayhoo...
Ayu Vanno Sukham Balam itu biasa disebutkan pada saat seseorang ulang tahun, atau dalam konteks harapan untuk seseorang. Berikut artinya ya, diambil dari Majalah Media Cetak Lumbini Edisi 21. Artikel ditulis oleh Pdt. Peter Lim, MBA, dengan judul "All Choices, In My Hands" dalam rubrik Motivasi.
So, here we go ~
^^
Di dalam kitab suci ANGUTTARA NIKAYA I : 66, Sang Buddha menyabdakan bahwa setiap manusia pasti mendambakan :
1. Ayu : Usia yang Panjang
Pilihan ini bisa kita realisasikan dalam kehidupan ini. Syaratnya sangatlah sederhana, yaitu dengan menghindari segala bentuk penganiyaan, penyiksaan, dan pembunuhan makhluk hidup. Di samping itu, juga mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang ke segala penjuru. Segala bentuk dari pembunuhan adalah karma jelek. Orang yang suka membunuh, selain fisiknya jelek, juga mudah tertimpa penyakit dan berusia pendek. Cintailah semua makhluk hidup, sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. "Sebagaimana buah yang telah masak, yang sepanjang waktu dikhawatirkan akan jatuh, demikian pula makhluk - makhluk yang telah lahir; yang dikhawatirkan sepanjang waktu adalah kematian." KHUDDAKA NIKAYA 1568.
2. Vanno : Kerupawanan
Semua orang, baik pria maupun wanita selalu mendambakan wajah yang rupawan (cantik dan tampan) agar dikagumi dan disukai. Kondisi ini akan bisa diraih jika kita selalu berbuat baik. Jangan judes, sadis, kejam dan suka menghina orang. Orang yang murah senyum, ramah tamah dan low profile (rendah hati), pancaran wajahnya sangat indah dan menawan. Dengan bertambahnya usia, wajahnya tetap stabil atau awet muda. "Ibarat bunga teratai yang tumbuh dan berkembang dalam air kotor, tetapi tidak melekat pada air dan juga menyebarkan bau harum semerbak, demikian pula Sang Buddha muncul dan berada di dunia ini tetapi tidak melekat pada dunia." KHUDDAKA NIKAYA 384
3. Sukkham : Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah hasil/ akibat dari kebajikan yang telab diperbuat, yang tidak bisa dibeli atau dihadiahkan kepada siapapun juga. Oleh karena itu, jika mendambakan kebahagiaan, baik di kehidupan ini maupun di kehidupan - kehidupan mendatang, perbanyaklah kebajikan. Jangan sekali - kali melakukan kejahatan karena apa yang diperbuat, akan kembali kepada si pelaku. Orang yang suka dan senang berbuat baik, kapan dan dan di mana pun ia berada, akan selalu bahagia. Hidupnya akan selalu bermakna dan kehadirannya juga selalu didambakan oleh semua makhluk hidup. Realita kehidupan : lebih baik hidup satu hari saja, tetapi penuh dengan kebajikan, daripada hidup ratusan tahun, tetapi tidak sanggup atau mau berbuat baik.
4. Balam : Kekayaan/ Kekuasaan
Sebagai umat Buddha, kita tidak dilarang untuk meraih kekayaan/ kekuasaan sejauh diraih dengan cara - cara yang benar, yang berlandaskan kepada Dhamma (kebenaran). Setelah itu, segala kelebihan materi duniawi ini juga harus bisa didistribusikan kepada orang - orang yang membutuhkannya. Buddha menyabdakan : "Dia yang membagi kekayaannya dalam empat bagian dan dengan begitu dia membina persahabatan. Satu bagian, dia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya, dua bagian untuk usahanya, dan bagian keempat, dia simpan untuk digunakan pada saat - saat darurat. Dia yang membagikan kekayaannya kepada orang - orang tertentu tetapi tidak dengan senang hati memberikannya untuk yang lainnya, hanyalah bagaikan curah hujan setempat. Dengan cara itu, orang bijaksana menggambarkannya. Tetapi orang yang dengan senang hati memberikan banyak bingkisan di mana saja atas dasar belas kasihan, demi semua makhluk dan yang selalu berkata "Memberi, memberi..." Orang yang seperti ini bagaikan awan tebal, yang berisi air hujan, bergemuruh dan mencurahkan air yang mneyegarkan di mana saja, membasahi dataran tinggi dan juga dataran rendah, murah hati tanpa ada pembedaan. Dengan kekayaan yang dihimpun secara benar, yang diperoleh melalui usaha sendiri, dia membagikan makanan dan minuman kepada makhluk - makhluk yang membutuhkan."
^^
Untuk info tentang Media Cetak Lumbini, bisa langsung direct link ke sini yaa -> http://www.mediacetaklumbini.org
Untuk tau di mana bisa dapatkan Majalah ini, berikut direct link -> http://www.mediacetaklumbini.org/kontributor-sumatra-utara/
Thanks for sharing.. 🙏
ReplyDelete🙏🙏🙏
ReplyDeleteThank you for your Dhamma notes.
ReplyDelete